Putra Mahkota

Putra Mahkota

Video: Bedah Pemain Timnas Indonesia Vs Arab Saudi, Siapa Unggul?

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) berusaha meyakinkan publik soal kesehatan ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, yang akan menjalani pemeriksaan lanjutan untuk infeksi paru-paru yang dideritanya.

Laporan kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA), seperti dilansir AFP, Rabu (9/10/2024), menyebut MBS "meyakinkan semua orang tentang kesehatan" Raja Salman yang kini berusia 88 tahun. Hal ini disampaikan MBS setelah memimpin rapat kabinet mingguan.

MBS, sebut laporan SPA, menyampaikan "apresiasi kepada semua orang yang bertanya soal kesehatan ayahnya".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Minggu (7/10), media pemerintah Saudi melaporkan bahwa Raja Salman menderita infeksi paru-paru dan akan menjalani serangkaian pemeriksaan "berdasarkan rekomendasi dari klinik kerajaan".

Raja Salman naik takhta sejak tahun 2015, meskipun MBS menjadi ahli waris takhta pertama pada tahun 2017 dan bertindak sebagai pemimpin Saudi sehari-hari.

Saudi sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia, selama bertahun-tahun berupaya meredam spekulasi mengenai kesehatan Raja Salman.

Otoritas Kerajaan Saudi mengungkapkan pada Mei lalu bahwa Raja Salman menderita infeksi paru-paru, suhu tinggi dan nyeri sendi, serta sedang menjalani program pengobatan yang melibatkan antibiotik. Segera setelah itu, diumumkan oleh Riyadh bahwa Raja Salman telah pulih.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri pemberitaan di laman Detik.com yang mengeklaim Putra Mahkota Arab Saudi menyebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain.

Akan tetapi, tidak ditemukan artikel yang dimaksud pada 7 Juli 2024, sebagaimana yang terlihat pada unggahan.

Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri tangkapan layar tersebut dengan metode reverse image search.

Hasilnya tangkapan layar mirip dengan artikel di laman Detik.com pada 7 April 2018 berjudul "Iran Kecam Kebijakan Arab Saudi, Tuduh Putra Mahkota Bayar AS".

Artikel aslinya membahas pernyataan juru bicara  Kementerian Luar Negeri Iran saat itu, Bahram Qassemi.

Bahram Qassemi menuding Mohammed bin Salman membayar miliaran dolar kepada Amerika Serikat agar mendapat dukungan.

Qassemi mengkritik pernyataan Mohammed bin Salman yang mengatakan bahwa Arab Saudi dan Israel memiliki musuh bersama.

Jika diperhatikan, konten tangkapan layar itu memang terlihat sebagai hasil manipulasi. Misalnya, tulisan dalam judul memiliki kesalahan penggunaan huruf besar dan huruf kecil.

Kesalahan penggunaan huruf besar dan huruf kecil juga terlihat pada penulisan "7 juli". Selain itu, 7 Juli 2024 semestinya jatuh pada hari Minggu, bukan Sabtu.

Tangkapan layar artikel yang mengeklaim Putra Mahkota Arab Saudi menyebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain merupakan hasil manipulasi.

Artikel aslinya di laman Detik.com berjudul "Iran Kecam Kebijakan Arab Saudi, Tuduh Putra Mahkota Bayar AS". Konten itu merupakan hasil manipulasi, mengubah artikel asli yang terbit pada 7 Juli 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menelepon Presiden terpilih AS Donald Trump pada Rabu, 6 November 2024. Ia mengucapkan selamat atas kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden atau pilpres AS 2024.

Dilansir dari Saudi Press Agency, selama panggilan tersebut, Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan Arab Saudi ingin memperkuat hubungan historis dan strategis antara kedua negara. Ia juga mendoakan rakyat Amerika mendapat kemajuan dan kemakmuran di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebagai tanggapan, Donald Trump menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada Yang Mulia Putra Mahkota atas ucapan selamat dan perasaannya terhadap rakyat Amerika," ujar laporan SPA itu.

Sebelumnya pada hari Rabu, MBS dan Raja Salman mengirim pesan ucapan selamat terpisah kepada Trump, yang kembali ke Gedung Putih setelah mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris.Donald Trump Berjanji Lindungi Arab Saudi

Pada Juni lalu sebelum pemilu AS digelar, Donald Trump berjanji akan selalu melindungi Arab Saudi jika ia terpilih kembali sebagai presiden. Hubungan antara Washington dan Riyadh kuat, sangat kontras dengan saat Presiden Biden pertama kali menjabat. Meskipun hubungan telah stabil dalam beberapa tahun terakhir, Trump menuduh pemerintahan Biden mendorong Arab Saudi menjauh dari Barat dan mendekati Cina.

"Mereka (Arab Saudi) tidak lagi bersama kita," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Businessweek. "Mereka bersama Cina. Namun mereka tidak ingin bersama Cina. Mereka ingin bersama AS."

Trump juga menyalahkan pemerintahan Obama. Mantan Presiden Barack Obama dianggap bersikap dingin terhadap dunia Sunni, khususnya Arab Saudi, demi meredakan tekanan terhadap Iran.

Trump juga memuji Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dengan mengungkapkan bahwa keduanya telah berbicara dalam enam bulan terakhir. Dalam wawancaranya, Trump mengatakan dia tidak khawatir bahwa peningkatan produksi minyak dan gas di AS akan membuat Arab Saudi atau MBS kesal. "Dia menyukai saya, saya menyukainya," kata Trump. "Mereka akan selalu membutuhkan perlindungan, mereka tidak terlindungi secara alami."

Trump menambahkan, “Saya akan selalu melindungi mereka.”

Cina menjadi perantara kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran untuk memulihkan hubungan tahun lalu. Pemerintahan Biden juga menuduh Arab Saudi berpihak pada Rusia dan sengaja meningkatkan produksi minyak untuk menguntungkan Partai Republik selama pemilihan paruh waktu tahun lalu.

Sejak itu, AS menarik kembali pernyataannya dan menyatakan dukungan atas peran Arab Saudi di pasar energi dan berupaya mengakhiri pertempuran di Gaza, Sudan, dan Ukraina.

Jakarta, CNBC Indonesia - Putra Mahkota Raja Salman bin Abdulaziz, Mohammed bin Salman (MBS), mengungkap usaha pembunuhan ke dirinya. Hal ini dikatakannya penguasa de facto kerjaan Arab Saudi itu ke anggota parlemen Amerika Serikat (AS), sebagaimana dimuat laman Politico.

"MBS tahu banyak tentang pembunuhan," muat laman mengutip seorang mantan pejabat AS yang diberi pengarahan tentang percakapan tersebut dan dua sumber lain yang mengetahuinya dikutip Kamis (15/8/2024).

"Akhir-akhir ini, ia memberi tahu anggota parlemen AS bahwa ia berisiko mengalami pembunuhan," tambahnya.

Hal ini bukan tanpa sebab. MBS menyebut kesepakatan besar dengan Washington dan Tel Aviv yang mencakup normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel sebagai alasan.

Pada satu kesempatan, saat berbicara dengan parlemen AS, ia telah menyinggung bagaimana pemimpin Mesir Anwar Sadat, terbunuh setelah mencapai kesepakatan damai dengan Israel. Ia pun mempertanyakan AS, kemana saja Gedung Putih saat Sadat terbunuh, dan sejauh mana upaya yang dilakukan sebelumnya untuk melindungi pemimpin yang tewas tahun 1981 itu.

"Ia juga telah membahas ancaman yang dihadapinya dalam menjelaskan mengapa kesepakatan semacam itu harus mencakup jalan yang benar menuju negara Palestina, terutama sekarang karena perang di Gaza telah meningkatkan kemarahan Arab terhadap Israel," jelas laman itu lagi.

Meski begitu sumber Politico juga mengungkap bahwa MBS sebenarnya tak mempermasalahkan membuka kerja sama dengan Israel. Namun, ini adalah hal yang berisiko tinggi dan sensitif.

Sebenarnya, poin-poin pembicaraan antara Arab Saudi, AS dan Israel dirahasiakan dan masih dikembangkan. Tak hanya soal pembukaan hubungan Arab Saudi-Israel tapi juga komitmen AS terhadap Arab Saudi, yang didalamnya berisi jaminan keamanan melalui perjanjian, bantuan untuk program nuklir sipil, dan investasi ekonomi di berbagai bidang seperti teknologi.

Beberapa laporan, juga menyebut nantinya Arab Saudi akan membatasi hubungannya dengan China, sebagai timbal balik ke AS. Pembukaan hubungan Arab Saudi dan Israel baik diplomatik dan hubungan lainnya menjadi imbalan lain.

Jika hubungan keduanya terjalin, maka ini akan menjadi sebuah keuntungan besar bagi Israel. Mengingat pentingnya Arab Saudi di antara negara-negara Muslim.

Namun, yang membuat MBS kesal, pemerintah Israel tidak mau memasukkan kemerdekaan Palestina dalam pakta tersebut. Tak ada komitmen kredibel yang ditunjukan Negeri Yahudi.

"Cara dia (MBS) mengatakannya adalah, Orang Saudi sangat peduli tentang ini, dan seluruh Timur Tengah sangat peduli tentang ini," ujar laman itu lagi menjelaskan pernyataan MBS.

"Masa jabatan saya sebagai penjaga tempat-tempat suci Islam tidak akan aman jika saya tidak mengatasi masalah keadilan yang paling mendesak di kawasan kami," tegas sumber Politico lagi, yang diklaim mengetahui percakapan yang dilakukan MBS dengan para pemimpin regional dan Amerika.

Menurut seorang negosiator Timur Tengah veteran yang pernah bekerja untuk beberapa presiden AS, Dennis Ross, membuat perdamaian adalah bisnis yang berbahaya. Itu terutama berlaku di Timur Tengah, bahkan sebelum perang Gaza meletus Oktober.

"Itu cara lain untuk mengatakan 'Ini adalah keputusan penting bagi saya'," ujarnya.

"Itulah sebabnya saya butuh sesuatu untuk itu," tambah Ross.

Perwakilan Arab Saudi sendiri tidak mengomentari pemberitaan ini. Kedutaan Arab Saudi di Washington menolak berkomentar.

Saksikan video di bawah ini:

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pernyataan Pangeran Mohammed bin Salman sebagai kritik paling keras terhadap Israel dari pejabat Arab Saudi. Terutama sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Baik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) maupun Raja Salman mengirim pesan ucapan selamat terpisah kepada Donald Trump, yang kembali ke Gedung Putih setelah mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris.

Raja Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada hari Selasa 9 April 2024 mengirim pesan ucapan selamat kepada para pemimpin negara-negara Islam atas Hari Raya Idul Fitri.

Arab Saudi menyatakan akan memberi Ukraina bantuan kemanusiaan. Berkontribusi untuk meringankan penderitaan warga Ukraina pascakonflik Rusia-Ukraina.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman Al Saud Rabu (25/8) mengumumkan rencana pengembangan proyek real estat di timur Masjid Nabawi di kota Madinah.

Putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman telah kembali ke panggung internasional. Ia sudah melakukan tur luar negeri.

Sebuah laporan resmi intelijen AS telah menemukan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan jurnalis Saudi yang diasingkan Jamal Khashoggi pada 2018.

Putra Mahkota Arab Saudi meninggalkan rumah sakit segera setelah operasi usus buntu.

Riyadh saat ini berada pada posisi 40, sebagai kota dengan ekonomi terbesar di dunia.

Berita tentang aksi asusila di hotel karantina Australia yang menjadi kluster COVID-19 seperti di Wisma Atlet menjadi sorotan di Top 3 kanal Global Liputan6.com.

Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) sukses menginspirasi masyarakat Arab Saudi untuk disuntik vaksin COVID-19.

Ekonomi China diprediksi juara 1 dunia, mengalahkan AS dan India, berkat manajemen COVID-19 yang berhasil.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menerima dosis pertamanya dari vaksin COVID-19 selama siaran langsung pada hari Jumat 25 Desember 2020, menurut media negara.

Mohammed bin Salman menerima dosis pertama vaksin Corona COVID-19

Presentar Lebanon bernama Ghada Oueiss menggugat putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bertanggung jawab atas peretasan ponsel dan pelecehan yang dialaminya di media sosial.

Menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner terbang ke Arab Saudi dan Qatar bersama timnya.

Diam-diam, PM Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Tuduhan itu dibuat oleh pengadilan Houthi Yaman dalam kasus serangan udara 2019 oleh koalisi pimpinan Saudi di sebuah bus sekolah yang menewaskan 51 warga sipil, termasuk 40 anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman menyebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain.

Narasi ini muncul dalam unggahan yang memperlihatkan tangkapan layar judul artikel Detik.com.

Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut merupakan hasil manipulasi. Konten itu merupakan jenis disinformasi dalam bentuk impostor atau peniru.

Narasi yang menyatakan Putra Mahkota Arab Saudi menyebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini , ini dan ini.

Akun tersebut membagikan tangkapan layar sebuah artikel di laman Detik.com yang menampilkan Mohammed bin Salman.

Artikel tersebut berjudul: "Putra Mahkota Arab Saudi: sebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain".

Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, artikel yang mengeklaim Putra Mahkota Arab Saudi sebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain

Tangkapan layar Facebook, artikel yang mengeklaim Putra Mahkota Arab Saudi sebut Indonesia terlalu sibuk dengan urusan negara lain